Kamis, 25 November 2010
Banyak sekali bentu-bentuk kenakalan remaja yang terjadi di indonesia, mulai dari tawuran, free-sex, alcoholics, drugs user, bahkan tidak jarang yang menjadi drugs dealer.
Segala hal yang dapat dikatakan kenakalan remaja tersebut kadang dapat bergeser maknanya menjadi life style. Dan apabila ditanyakan, kebanyakan dari mereka mengatakan “kurang perhatian dari orang tua” atau karena “broken home“.
Kenakalan remaja, merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk memberikan contoh yang baik bagi si anak.
Anak yang merasa kurang perhatian, atau tidak merasa diperhatikan sesuai dengan keinginannya merasa punya alasan untuk bersikap “nakal”. Apakah hal tersebut dapat dibenarkan?
Apabila anak tidak merasa aman dan nyaman dengan lingkungannya sehingga mencari lingkungan yang lain yang membuatnya merasa “diterima”, dan justru mengarah ke hal-hal yang negatif, siapa yang harus disalahkan?
Siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk membekali seorang anak agar terbentuk ppribadi yang mantap sehingga tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan yang “keras”?
Siapa yang seharusnya mengisi Jiwa labil seorang anak dengan pegangan-pegangan hidup yang membuatnya merasa percaya diri melangkah dalam jalur yang semestinya?
Bukankah mendidik seorang anak yang terbaik adalah memberi contoh?
Baca Selengkapnya...
Label: Family
Kamis, 04 November 2010
Nii bwt kmu2 yang susah buat belajar ..
Nii aQ dha cara2 buat belajar efektif ...
# Bertanggung jawab atas dirimu sendiri.
Tanggung jawab merupakan tolok ukur sederhana di mana kamu sudah mulai berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya dalam mencapai kesuksesan belajar.
# Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi dirimu. Jangan biarkan teman atau orang lain mendikte kamu apa yang penting.
# Kerjakan dulu mana yang penting.
Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kamu tentukan sendiri. Jangan biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatianmu dari tujuanmu.
# Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama) dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai sainganmu juga dalam kelas. Dengan begini, kamu akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik (do your best) di dalam kelas.
# Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Ketika kamu ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosenmu, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan dirimu sebagai guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada dirimu, kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam posisi guru/dosen tersebut.
# Cari solusi yang lebih baik.
Bila kamu tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau dengan pembimbing akademismu. Mereka akan membantumu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
# Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kamu mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
Sekian tips2 dari aQ ,,
Moga bermanfaat buat kamu2 yang baca iia ...
Met baca ....
Baca Selengkapnya...
Label: Tips Pendidikan